A. Starbucks Menyusun Strategi Global
Hanya dalam waktu hampir semalam,
Starbucks telah mencapai status ikon di Amerika Serikat seperti Coca-Cola dan
McDonald’s. Starbucks didirikan di Seattle pada tahun 1971 oleh 3 pecinta kopi.
Bisnis utama mereka saat itu dalam membeli biji kopi berkualitas bagus,
memprosesnya, dan kemudian menjual kopi itu per pound. Apakah kunci bagi
pertumbuhan dan kesuksesan Starbucks yang fenomenal? Salah satu komponenya
adalah strateginya yang dipahami dan diterapkan dengan baik. Starbucks juga
menciptakan organisasi yang meningkatakan pertumbuhan dan kesuksesan itu.
Manajer-manajer dari setiap kedai kopi memiliki otonomi besar mengenai cara
mereja menjalankan segala sesuatunya sepanjang masih mengikuti prinsip-prinsip
dasar perusahaan. Starbucks juga memakai jaringan komunikasi yang canggih untuk
menjaga hubungan dengan para pegawainya. Perusahaan itu juga memberikan
asuransi kesehatan kepada seluruh pegawai, termasuk pegawai paruh waktu, dan
opsi saham yang menarik bagi setiap orang di perusahaan. Kesuksesan Starbucks
yang lain adalah penekanannya yang fanatik atas pengendalian mutu. Setelah
melakukan riset pasar dan perencanaan yang memadai, Starbucks membuka kedai
kopi di jepang dan Singapura pada tahun 1996 dan kemudian mulai berekspansi
secara metodis baik di Asia maupun Eropa. Ekspansi Starbucks di Eropa
memperoleh tambahan yang sangat besar pada tahun1997. Sampai akhir tahun 2002
Starbucks telah membuka 900 warung kopi di 22 tempat di Luar Amerika Utara dan
terus berekspansi dengan cepat. Seiring dengan ekspansinya, Starbucks memakai
strategi tiga cabang untuk pertumbuhan di pasar internasional. Perusahaan itu
bersandar pada perjanjian lisensi, operasi yang dimiliki perusahaan
(company-owned operation), atau usaha patungan(joint venture), tergantung pada
situasi yang ada. Akan tetapi, Starbuck masih menolak memberikan waralaba pada
pemilik individual.
B. Analisa Pasar Luar Negeri
Tanpa memandang strateginya,
kebanyakan bisnis internasional memiliki sasaran fundamental yaitu melakukan
ekspansi pasar, pendapatan dan profit. Kemampuan perusahaan dalam melakukan hal
tersebut secara efektif bertitik pusat pada pengembangan perusahaan melalui
pemahaman yang mendalam tentang pasar geografis atau produk. Untuk meningkatkan
pangsa pasar, pendapatan dan profit, perusahaan biasanya harus melakukan tiga
langkah berikut : (1) melakukan penilaian terhadap pasar-pasar alternatif; (2)
mengevaluasi biaya, keuntungan, dan resiko memasuki masing-masing pasar, dan
(3) memiliki pasar yang paling potensial untuk dimasuki atau untuk melakukan
ekspansi.
1. Melakukan Penilaian Pasar Luar Negeri Alternatif
Dalam menilai pasar luar negeri,
alternatif perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor, yang
mencakup ukuran pasar, baik di masa sekarang maupun potensi di masa datang,
tingkat persaingan yang akan di hadapi, lingkungan hukum dan politik, dan
faktor sosiokultural yang mungkin mempengaruhi operasi dan kinerja perusahaan.
a. Potensi Pasar
Langkah pertama ialah dalam memilihan pasar
luar negeri dengan menilai potensi pasar. Seperti yang terdapat pada “Membangun
Kemampuan Dunia” di Bab 2 menyediakan data tentang populasi, Pendapatan
Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, infrastuktur publik, dan kepemilkan
barang seperti mobil dan televisi. Data-data seperti itu dapat dipakai oleh
perusahaan untuk melakukan penyaringan pendahuluan yang “cepat dan kasar”
terhadap berbagai pasar luar negeri.
b. Tingkat Persaingan
Faktor yang harus
dipertimbangkan memilih pasar luar negeri adalah tingkat persaingan, baik tingkat persaingan di masa sekarang maupun di masa datang. Untuk
menilai lingkungan persaingan, perusahaan harus mengidenfikasikan jumlah dan
ukuran perusahaan yang sudah bersaing di pasar sasaran tersebut, pangsa pasar,
strategi penetapan harga dan distribusi, da kekuatan serta kelemaha, baik
secara individu maupun kolektif. Perusahaan kemudian harus mempertimbangkan
faktor-faktor ini terhadap kondisi pasar sesungguhnya dan posisi kompetitif
perusahaan.
c. Lingkungan Hukum dan Politik
Perusahaan yang berusaha masuk ke
pasar tertentu juga perlu memahami kebijakan perdagangan negara tersebut dan
lingkungan hukum dan politiknya. Perusahaan dapat memilih untuk membatalkan
ekspor barangnya ke negara yang memiliki tarif tinggi atau hambatan dagang lain
dan lebih memilih ekspor ke negara yang hambatannya lebih sedikit atau tidak
besar.
d. Pengaruh Sosiokultural
Manajer yang menilai pasar luar
negeri juga harus mempertimbangkan pengaruh sosiokultural yang, karena sifatnya
yang subyektif, sering sulit di ukur. Untuk mengurangi ketidakpastian perusahaan sering memfokuskan usaha awal internasionalisasi di
negara yang memiliki budaya dan perilaku yang sama dengan negara asalnya. Jika
strategi yang di usulkan adalah memproduksi di negara tujuan (host country) dan
mengkspornya ke pasar yang sedang dalam pertimbangan, faktor sosiokultural yang
paling relevan adalah faktor yang berhubungan dengan konsumen.
2. Mengevaluasi Biaya, keuntungan, dan Resiko
Langkah selanjutnya dalam penilaian
pasar luar negeri adalah evaluasi yang hati-hati tentang biaya, keuntungan, dan
resiko yang berasal dari bisnis di pasar luar negeri.
a. Biaya
Dalam hal ini ada dua jenis biaya
yang relevan: biaya langsung dan biaya kesempatan. Biaya langsung adalah biaya
yang dikeluarkan pada saat perusahaan masuk ke pasar luar negeri yang baru dan
meliputi biaya untuk mendirikan operasi perusahaan (misal: sewa-beli (leasing)
atau membeli fasilitas tertentu, memindahkan manajer untuk menjalakannya, dan
mengirimkan alat-alat dan produk barang dagangan. Perusahaan harus memasukkan
biaya kesempatan. Karena perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, masuk
ke pasar tertentu mungkin menghalangi atau menunda masuk ke pasar yang lain.
b. Keuntungan
Masuk ke pasar tertentu dia anggap
menawarkan perusahaan ke perusahaan banyak potensi keuntungan bagi perusahaan
itu, mengapa memasukinnya? Di antara potensi keuntungan yang paling jelas ada
penjualan dan profit yang diharapkan dari pasar itu.
c. Risiko
Tentu saja, hanya sedikit keuntungan
yang dicapai tanpa melalui beberapa risiko. Beberapa bab sebelumnya memberi
gambaran beberapa jenis spesifik yang dihadapi bisnis internasional. Perusahaan yang masuk ke pasar baru akan menghadapi risiko fluktuasi nilai
tukar uang, kompleksitas operasional yang meningkat, dan kerugian finansial yang tidak akurat tentang potensi pasar. Dalam
kasus yang ekstrim, perusahaan juga menghadapi risiko kerugian karena
pengambilalihan properti oleh pemerintah akibat perang atau terorisme.
C. Memilih Cara Masuk (Made of Entery)
Setelah menentukan pasar yang akan
dimasuki, sekarang perusahaan dihadapkan pada keputusan yang lain: Cara masuk
mana yang akan dipakai oleh perusahaan tersebut?
Gambar Memilih Cara Masuk
1.
Keunggulan Kepemilikan
Adalah sumber daya nyata (tangible)
dan tidak nyata (intangible) yang dimiliki perusahaan yang memberi keunggulan
bersaing ke perusahaan itu di banding pesaingnya. Lebih jauh, keunggulan
perusahaan adalah faktor penentu utama kekuatan tawar menenawar perusahaan;
sehingga keunggulan ini dapat mempengaruhi hasil dari negosiasi cara masuk yang
akan dipakai.
2.
Keunggulan Lokasi
Adalah faktor yang mempengaruhi
keinginan perusahaan untuk memproduksi di negara tujuan dibanding memproduksi
di negara asal. Perusahaan secara rutin membandingkan karakteristik ekonomi dan
non ekonomi pasar dalam dan luar negeri untuk menentukan lokasi penempatan
fasilitas produksinya.
3.
Keunggulan Internalisasi
Adalah keunggulan yang membuat
perusahaan diharapkan menghasilkan produk atau jasanya sendiri bukannya
mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk memproduksinya. Tingkat biaya
transaksi (biaya bernegoisasi, memonitor, dan melaksanakan perjanjian) sangat
penting dalam kepetusan ini. Jika biaya tersebut tinggi, perusahaan akan
mengandalkan PMA dan usaha patungan sebagai cara masuk ke pasar. Jika biayanya
murah, perusahaan cenderung akan memakai waralaba, lisensi atau bisbis kontrak manufaktur. Dalam
membuat keputusan, perusahaan harus mempertimbangkan sifat keunggulan
kepemilikan yang dimiliki perusahaan dan kemampuannya untuk menjamin hubungan
kerja yang produktif dan harmonis dengan perusahaan lokal yang menjadi rekan
bisnisnya.
4.
Faktor Lain
Faktor lain mungkin juga mempengaruhi
pilihan cara masuk. Misalnya, perusahaan kemungkinan sangat mempertimbangkan
pengendalian dan ketersediaan sumber daya. Kurangnya pengalaman di pasar luar
negeri menyebabkan ketidakpastian bagi perusahaan. Untuk mengurangi
ketidakpastian ini, beberapa perusahaan mungkin lebih suka cara masuk pertama
kali yang memberikan tingkat pengendalian tinggi. Akan tetapi, perusahaan yang
kekurangan modal atau eksekutif berbakat tidak akan mampu atau tidak ingin
memberikan komitmen untuk menanamkan investasi dalam jumlah besar yang
memerlukan pengendalian; perusahaan lebih suka cara masuk yang ekonomis menurut
mereka, misalnya lisensi. Perusahaan kaya uang kas akan menganggap PMA lebih
mengguntukan, karena yakin PMA akan memberikan potensi profit yang tinggi dan
kesempatan untuk lebih menginternasionalisasikan pelatihan manajer-manajer muda
yang berprestasi bagus.
D. Ekspor ke Pasar Luar Negeri
Cara paling mudah untuk
menginternasionalkan bisnis domestik adalah melakukan ekspor. Ekspor adalah
proses pengiriman produk dan jasa dari satu negara ke negara lain untuk
digunakan atau dijual di sana.
Ekspor memberikan beberapa
keuntungan ke perusahaan. Pertama, perusahaan pengendalikan keterpaparan
finansialnya (financial exposure) pada pasar negara tujuan yang dikeinginan.
Kedua, ekspor memungkinkan
perusahaan dapat masuk ke pasar luar negeri secara bertahap, sehingga
perusahaan dapat menilai kondisi lokal dan menyesuaikan produknya untuk
memenuhi kebutuhan istimewa konsumen negara tersebut. Jika ekspornya diterima oleh konsumen negara tujuan, perusahaan dapat menggunakanpengalaman ini sebagai dasar untuk masuk ke pasar dengan lebih
ekstensif.
Perusahaan memiliki motivasi
proaktif atau reaktif dalam mengekspor. Motivasi
proaktif adalah motivasi yang menarik
perusahaan ke pasar luar negeri karena adanya kesempatan di sana. Motivasi reaktif karena mengekspor adalah
mendorong perusahaan untuk masuk ke pasar luar negeri akibat pasar domestik semakin
menurun.
v Bentuk-bentuk Eksporlansung
(direct exporting), dan transfer intra korporat (intracorporate transfer).
1. Ekspor Tidak Langsung
Ekspor tidak langsung (indirect export) terjadi ketika perusahaan menjual
produknya ke pelanggan domestik yang kemudian mengekspor produk tersebut baik
dalam bentuk asli maupun dalam bentuk yang sudah mengalami modifikasi.
2. Ekspor langsung
Ekspor langsung (direct exporting) terjadi melalui penjualan ke
pelanggan, baik ke distributor maupun pemakai akhir yang berada di luar negara
asal perusahaan. Ekspor langsung biasanya berasal dari usaha yang dimaksudkan
untuk memperluas bisnisnya secara internasional.
3. Transfer Intrakorporat
Bentuk dari ketiga aktivitas ekspor ialah adanya transfer intrakorporat yang menjadi sangat penting karena ukuran perusahaan multinasional menjadi semakin besar. Transfer interkorporat (corcorporate transfer) adalah penjualan barang oleh
perusahaan tertentu dalam negara tertentu ke perusahaan anliasinya di negara
lain.
v Pertimbangan-pertimbangan Lain
Dalam mempertimbangkan ekspor sebagai
cara masuk ke pasar, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor lain,
selain bentuk ekspor yang dipakai, yang meliputi (1) kebijakan pemerintah, (2)
masalah pemasaran, (3) pertimbangan logistik, (4) isu-isu distribusi.
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan peningkatan ekspor, program pembiayaan ekspor, dan bentuk lain
subsidi negara asal akan mendorong perusahaan memilih ekspor sebagai cara masuk.
Sebaliknya di negara tujuan dapat diberlakukan tarif dan hambatan non tarif
(NTBs) atas barang impor, sehingga dapat mengurangi minat perusahaan untuk
mengandalka ekspor.
2. Masalah Permasaran
Masalah pemasaran seperti citra, distribusi, dan respon terhadap
pelanggan, juga dapat mempengaruhi keputusan untuk ekspor. Sering barang luar
negeri memiliki citra produk atau status tertentu yang tidak dapat ditiru pada
barang yang diproduksi secara domestik.
3. Pertimbangan Logistik
Pertimbangan logistik juga penting dalam keputusan ekspor. Perusahaan
harus mempertimbangkan biaya distribusi fisik dari pergudangan (warehousing),
pengepakan, pengangkutan, dan distribusi barang-barang, dan juga biaya
menyimpan persediaan dan pelanggan luar negeri. Biasanya, biaya logistik itu
akan lebih tinggi pada barang ekspor daripada barang yang diproduksi secara
lokal. Namun, pertimbangan logistik tidak hanya masalah biaya. Karena ekspor
berarti lini pasokan yang lebih panjang dan meningkatnya kesulitan dalam
berkomunikasi dengan pelanggan luar negeri, perusahaan memilih untuk mengekspor
dari pabrik domestik harus yakin bahwa perusahaan dapat mempetahankan tingkat
pelayanan pelanggan yang kompetitif bagi pelanggan luar negerinya.
4. Isu-isu distribusi
Isu terakhir yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor adalah
distribusi. Perusahaan yang berpengalaman dalam ekspor mungkin memilih untuk
membangun jaringan distribusinya sendiri di pasar-pasar utama.
v Perantara Ekspor
Eksportir juga dapat memasarkan dan
mendistribusikan produknya di pasar-pasar internasional dengan memakai satu
atau lebih perantara (intermediaries), yaitu pihak ketiga yang spesialisasinya
mempermudah impor dan ekspor. Para spesialis ini menawarkan jasa yang terbatas
seperti hanya menangani transportasi dan dokumentasi. Jenis-jenis perantara
yang menawarkan berbagai jenis jasa meliputi: perusahaan manajemen ekspor
(export management company), asosiasi Webb-Pomerene, perusahaan perdangangan
internasional (international trading company), dan perantara lain.
1. Perusahaan Manajemen Ekspor
Perusahaan ekspor (Export Management Company=EMC) adalah
perusahaan yang membantu ekspor kliennya. Kebanyakan
perusahaan ini memiliki operasi yang kecil yang mengandalkan jasa dari
sekelompok profesional. EMC biasanya beroperasi dengan salah satu dari dua
cara.
2. Asosiasi Webb-Pomerene
Asosiasi Webb-Pomerene (Webb-Pomerene Association) adalah sekelompok
perusahaan A.S yang beroperasi dalam industri yang sama diijinkan secara hukum
untuk mengkoordinasikan aktivitas ekspor tanpa melanggar undang-undang
antitrust A.S.
3. Perusahaan Perdagangan
Internasional
(international trading company)
adalah perusahaan yang ikut dalam bagian secara langsung dalam ekspor maupun impor dari berbagai jenis barang berdasarkan kepentingannya sendiri. Perbedaan dengan EMC pada keterlibatannya baik dalam dalam aktivitas ekspor dan impor.
4. Perantara Lain
Selain perantara yang memberi berbagai jenis jasa bagi eksportir dan
importir internasional, ada banyak jenis perantara lain yang menawarkan jasa
yang lebih terspesialisasi. Agen
manufaktur: mengumpulkan pesanan domestik untuk produsen di luar negeri,
biasanya atas dasar komisi. Agen ekspor
manufaktur: bertindak sebagai departemen penjualan di luar negeri bagi
produsen domestik dengan menjual produk perusahaan itu di pasar luar negeri. Broker ekspor dan impor: membantu pembeli dan penjual internasional atas jenis komoditi yang memiliki standar. Jasa pengangkutan barang: mengkhususkan
diri pada transportasi barang secara fisik, mengatur dokumentasi pabean dan
memberi jasa transportasi bagi kliennya.
E. Lisensi Internasional
Cara lain untuk masuk ke
pasar luar negeri adalah melalui lisensi (licensing), yaitu perusahaan
tertentu, yang disebut pemilik lisensi (licensor), menyewakan hak untuk memakai
properti intelektualnya-teknologi, metode kerja, hak paten, hak cipta, nama
cap, atau merek dagang ke perusahaan lain disebut penerima lisensi (licensee),
dan sebagai imbalannya penerima lisensi harus membayar sejumlah fee. Lisensi merupakan
elemen penting dalam strategi perusahaan internasional.
PROSES LISENSI
PEMILIK LISENSI PENERIMA LISENSI
![]() |
$$$
![]() |
ISU-ISU
DASAR
1. Menyusun batasan-batasan
perjanjian
2. Menentukan tingkat kompensasi
3. Menyetujui hak, keistimewaan,
dan batasan yang terdapat di perjanjian
4. Menentukan jangka waktu
perjanjian
Ø Isu-isu Dasar Dalam Lisensi Internasional
Hampir setiap perjanjian
internasional adalah unik karena perbedaan strategi perusahaan, tingkat
persaingan, sifat produk, dan kepentingan antara pemilik lisensi dan pemegang
lisensi. Biasanya syarat perjanjian lisensi dituangkan secara khusus ke dalam
kontrak hukum yang mendetail, yang mencakup isu-isu seperti (1) menentukan
batasan perjanjian; (2) menentukan kompensasi; (3) menyusun hak, keistimewaan,
dan batasan-batasan; (4) menentukan jangka waktu kontrak.
1. Menentukan Batasan Perjanjian
Pemilik Lisensi (licensor) dan penerima lisensi harus menentukan hak dan
keistimewaan yang diberikan dan juga yang tidak
diberikan di dalam perjanjian.
2. Menentukan Kompensasi
Kompensasi merupakan isu mendasar lain yang harus disebut secara spesifik
dalam perjanjian lisensi. Kompensasi dalam perjanjian lisensi disebut royalti
(royalty). Royalti biasanya dibayar ke pemilik lisensi dalam bentuk fee tetap,
yakni jumlah tetap per unit yang terjual, atau yang paling umum.
3. Menyusun Hak, Keistimewaan,
dan Batasan
Isu mendasar lain yang harus dimasukkan ke salam perjanjian lisensi
meliputi hak dan keistimewaan yang diberikan ke penerima lisensi dan batasan
yang diberlakukan oleh pemilik lisensi.
4. Menentukan Jangka Waktu
Kontrak
Pemilik lisensi mungkin memandang perjanjian lisensi sebagai strategi
jangka pendek yang dirancang untuk memperoleh pengetahuan tentang pasar luar
negeri dengan biaya rendah dan risiko yang kecil.
Ø Keuntungan dan Kekurangan Lisensi Internasional
Lisensi mempunyai risiko
finansial yang relatif rendah, sehingga pemilik lisensi dapat sepenuhnya
menginvestigasikan kesempatan pasar dan kemampuan penerima lisensinya. Lisensi
juga dapat membuat pemilik lisensi mempelajari lebih banyak tentang potensi
penjualan produk dan jasanya di pasar baru tanpa komitmen sumber finasial dan
manajerial secara signifikan. Penerima lisensi mendapat manfaat dari kesempatan
untuk membuat dan menjual, dengan biaya riset dan pengembangan yang relatif
rendah, produk dan jasa yang telah sukses di pasar internasional lain.
Namun, perjanjian lisensi
memiliki biaya kesempatan. Lisensi membatasi dan membagi kesempatan pasar bagi kedua belah
pihak. Tidak peduli seberapa hati-hatinya perjanjian lisensi dibuat, selalu ada
risiko masalah dan kesalahpahaman. Perhatian paling terakhir ialah implikasi strategis
jangka panjang dari pemberian lisensi bidang teknologi oleh perusahaan. Banyak
perusahaan merasa bahwa berbagai teknologinya dengan hati-hati akan menciptakan
pesaing masa depan. Pemegang lisensi, dengan menghasilkan produk berdasarkan
perjanjian lisensi, akan dapat mempelajari rahasia produksi dari pemilik
lisensi atau mengembangkan sendiri cara berproduksi.
F. Waralaba Internasional
Strategi populer lain di internasionalisasi bisnis adalah bisnis waralaba, yang sebernanya merupakan bagian bentuk
khusus lisensi. Waralaba (franchising) memungkinkan
pemilik waralaba memiliki lebih banyak pengendalian terhadap penerima waralaba
dan menyediakan lebih banyak dukungan dari pemilik waralaba kepada penerima
waralaba daripada dalam kasus hubungan pemilik lisensi-penerima lisensi.
Waralaba internasional merupakan salah satu bentuk aktivitas dari bisnis
internasional yang berkembang cukup pesat saat ini. Perjanjian waralaba memberi
pengusaha independen atau organisasi, disebut penerima waralaba (franchisee), untuk
mengoperasikan bisnis dengan nama pihak lain, yang disebut pemilik waralaba (franchisor), dengan imbalan berupa fee. Pemilik
waralaba menyediakan merek dagang, sistem operasi, dan reputasi produk yang
terkenal, serta jasa dukungan yang terus menerus antara lain iklan, pelatihan, jasa
reservasi (untuk operasi hotel), dan program jaminan kualitas kepada penerima
waralaba.
Ø Isu-isu dasar Dasar dalam Waralaba Internasional
Waralaba internasional bisa sukses
ketika beberapa kondisi pasar bisa terpenuhi.
1.
Pertama, sistem ini akan dapat berjalan ketika pemilik
waralaba telah sukses secara domestik karena keunikan produk dan prosedur dan
sistem operasinya yang canggih. Seperti perjanjian lisensi, perjanjian waralaba
juga disertakan didalam kontrak formal dengan beberapa persyaratan. Banyak
perusahaan multinasional mengandalkan waralaba untuk mengembangkan bisnis internasionalisasi
operasinya.
2.
Waralaba akan efektif juga ketika faktor-faktor yang
memberikan kontribusi ada kesuksesan domestik dapat ditransfer ke lokasi di
luar negeri.
3.
Waralaba adalah pilihan yang dapat diambil jika pemilik
waralaba telah meraih kesuksesan dalam waralaba di pasar domestik
Ø Keuntungan dan Kekurangan Waralaba Internasional
Sisi baiknya dari penerima waralaba ialah dapat
masuk ke bisnis yang memiliki produk, sistem operasi yang sudah jelas, terbukti kesuksesannya, sehingga pemilik waralaba bisa melakukan ekspansi
internasional dengan biaya dan risiko yang relatif rendah.
Sisi negatif, seperti pada lisensi,
kedua belah pihak menurut perjanjian waralaba harus membagi pendapatan yang
diperoleh di setiap waralaba. Waralaba internasional juga lebih rumit daripada
waralaba domestik.
G. Cara Masuk Terspesialisasi bagi Bisnis Internasional
Perusahaan juga dapat memakai
beberapa strategi terspesialisasi untuk ikut andil dalam bisnis internasional
tanpa membuat investasi jangka panjang. Cara-cara khusus di antaranya kontrak
manufaktur (contract manufacturing), kontrak manajemen (management contract),
dan proyek turnkey (turnkey project).
1. Kontrak Manufaktur
Kontrak manufaktur (contract manufacturing) dipakai oleh perusahaan, baik
besar maupun kecil, yang memakai sebagian besar atau seluruh sumber daya dari
perusahaan lain (outsource) untuk memenuhi semua kebutuhan manufaktur bagi
perusahaan lain. Strategi ini mengurangi sumber daya finansial dan manusia yang
dimiliki perusahaan yang harus disediakan dalam proses produksi.
Keuntungan
1. Risiko finansial rendah
2. Memperkecil sumber daya yang dipakai dalam proses
3. Memfokuskan sumber daya
perusahaan pada elemen lain dalam rantai nilai
Kekurangan
1. Pengendalian yang kurang
2. Mengurangi potensi
pembelajaran
3. Berpotensi timbulnya masalah
kehumasaan – perlu memonitor kondisi kerja dll
2. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen (management contract) adalah perjanjian yang
mengharuskan perusahaan tertentu menyediakan bantuan manajerial, keahlian
teknis, atau jasa terspesialisasi kepada perusahaan kedua dalam jangka waktu
yang telah disetujui dengan dasar kompensasi uang. Untuk jasanya tersebut,
perusahaan pertama menerima flat fee atau persentase tertentu dari penjualan.
Kontrak manajemen juga menentukan bonus kinerja berdasarkan profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, atau ukuran kualitas. Kontrak manajemen memperkenalkan
perusahaan untuk memperoleh tambahan pendapatan tanpa mendatangkan risiko atau
kwajiban investasi.
Keuntungan
1. Memfokuskan sumber daya
perusahaan pada bidang keahliannya
2. Keterpaparan finansial yang
minim
Kekurangan
1. Tingkat kembalian terbatas
pada kontrak
2. Dapat pula secara sengaja
mentransfer pengetahuan dan teknik mengenai kepemilikan ke pihak yang dikontrak
3. Proyek Turnkey
Strategi spesialisasi untuk berpartisipasi dalam bisnis
internasional adalah di proyek turnkey. Proyek putar-kunci (turnkey projet) adalan
kontrak di mana perusahaan setuju untuk merancang, membangun, dan melengkapi
fasilitas tertentu dan kemudian menyerahkan proyek tersebut ke pembeli ketika
sudah siap di operasikan (tanpa repot-repot lagi, pembeli dapat langsung
memutar kunci guna memulai kerja di fasilitas itu). Kontrak putar kunci
biasanya biasanya memakai harga tetap, yakni perusahaan memperoleh profit dari
selisih antara biaya yang lebih rendah dengan harga tetap tersebut, atau
kontrak juga memberikan metode pembayaran atas dasar cost-plus, yang
memindahkan risiko biaya yang melonjak dari kontraktor ke pembeli. Jenis proyek
putar-kunci yang semakin populer adalah apa yang disebut proyek B.O.T, dimana
perusahaan membangun fasilitas, mengoperasikannya, dan kemudian mentrasfer
kepemilikan proyek tersebut ke beberapa pihak lain.
Keuntungan
1. Menghindari semua risiko
operasional jangka panjang
2. Memfokuskan sumber daya
perusahaan pada bidang keahliannya
Kelamahan
1. Risiko finansial (biaya yang
tiba-tiba melonjak, dll)
2. Risiko konstruksi (penundaan,
masalah dengan pemasok, dll)
H. Penanaman Modal Asing
Ekspor, lisensi, waralaba dan
strategi terspesialisasi yang barusan di bahas, semuanya memperkenalkan
perusahaan internasionalisasi bisnisnya tanpa melakukan investasi untuk
pembangunan pabrik baru dan fasilitas di luar negeri. Ada tiga metode PMA: (1) membangun
fasilitas baru (yang disebut strategi greenfield), (2) membeli aset yang sudah
ada di luar negeri (disebut strategi akuisisi atau strategi brownfield), dan
(3) berpartisipasi dalam usaha patungan.
1. Strategi Greenfield
meliputi dimulainya operasi baru perusahaan dari tahap paling awal (kata
“greenfield” berasal dari gambaran tentang proses pembangunan yang diawali dari
lahan hijau yang masih kosong). Perusahaan tersebut membeli atau melakukan
sewa-beli (leasing) tanah, membangun fasilitas baru, memperkejakan dan atau
mentransfer manajer dan karyawan, dan kemudian meluncurkan operasi baru.
Strategi greenfield memiliki beberapa keuntungan. Dalam hal, perusahaan
dapat memilih lokasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan membangun
fasilitas yang modern dan terbaru. Akan tetapi, strategi greenfield memiliki
beberapa kekurangan. Dalam hal, implementasi yang sukses membutuhkan waktu dan
kesabaran.
2. Strategi Akuisisi
Strategi PMA yang kedua adalah akuisisi perusahaan yang sudah ada yang
menjalankan bisnis di negara tujuan. Dengan membeli perusahaan yang sedang
berjalan, pembeli dapat langsung mengendalikan jalannya pabrik, para karyawan,
teknologi, merek, dan jaringan distribusi perusahaan. Kadang-kadang beberapa
bisnis internasional mengakuisisi perusahaan lokal sebagai alat untuk masuk ke
pasar baru. Akuisisi dilakukan oleh perusahaan sebagai alat mengimplementasikan
perubahan strategis yang besar.
Akan tetapi, strategi akuisisi juga memiliki beberapa kekurangan.
Perusahaan yang mengakuisisi (the acquiring firm) menanggung semua
kewajibannya-finansial, manajerial, dan lainnya – dari perusahaan yang
diakuisisi (the acquired firm).
3. Usaha Patungan
Bentuk lain dari PMA adalah usaha patungan. Usaha patungan (joint
venture) dibentuk ketika dua atau lebih perusahaan sepakat untuk bekerja sama
dan menciptakan sebuah perusahaan terpisah yang dimiliki bersama untuk
meningkatkan kepentingan yang sifatnya saling menguntungkan. Kerjasama jenis
ini semakin sesuai dengan perubahan yang cepat dalam bidang teknologi,
komunikasi, dan kebijakan pemerintah yang melampaui kemampuan
perusahaan-perusahaan internasional dalam mengeksploitasi kesempatan tersebut.
Keuntungan dan Kekurangan Penanaman
Modal Asing
Keuntungan
1. Potensi keuntungan tinggi
2. Mempertahankan pengendalian
terhadap operasi
3. Memperoleh pengetahuan
tentang pasar lokal
Kekurangan
1. Investasi finansial dan
manajerial yang besar
2. Menghadapi risiko politik
yang besar
3. Rentan terhadap pembatasan
atas investasi asing
4. Kompleksitas manajerial yang
lebih besar