Inflasi ialah alah kata yang didefinisikan sebagai adanya kenaikan dari tingkat harga umum dan sangat wajar. Adanya inflasi membuat barang dan jasa seperti perumahan, pakaian, makanan, transportasi, dan bahan bakar kendaraan harus menjadi mahal akibat inflasi terjadi di keseluruhan ekonomi. Jika harga hanya jenis barang atau jasa tertentu yang meningkat, tidak selalu dikatakan terjadi inflasi. Inflasi dapat diukur dengan beberapa cara. 1. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB Deflator) atau bisa juga menggunakan indikator lain seperti 2. Indeks Harga Konsumen (IHK). GDP Deflator merupakan teknik indeks luas inflasi dalam perekonomian. Sedangkan untuk Indeks CPI mengukur perubahan tingkat harga menggunakan berbagai produk konsumen seperti faktor penyebab inflasi.
Apakah penyebab dari inflasi?
Para ahli ekonomi membedakan menjadi dua jenis inflasi: Demand-Pull Inflation dan Cost-Push Inflation. Kedua jenis inflasi ini menimbulkan peningkatan tingkat harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian negara seperti cara menghitung laju inflasi.
Demand-pull inflation
Demand-pull inflation muncul ketika adanya permintaan agregat untuk barang dan jasa di ekonomi menjadi meningkat lebih cepat daripada jumlah kapasitas produktif ekonomi. Salah satu potensi terjadi permintaan agregat bisa datang dari bank sentral akibat banyak suplai uang beredar. Peningkatan jumlah uang yang beredar dalam suatu ekonomi akan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Dalam jangka pendeknya sebuah bisnis tidak dapat secara signifikan dapat meningkatkan produksi dan pasokan tetap menjadi konstan.
Inflasi dorongan biaya
Di sisi lainnya ini bisa terjadi ketika harga input proses produksi meningkat. Peningkatan upah ketentuan minimum upah tenaga kerja yang cepat atau naiknya keseluruhan harga bahan baku adalah penyebab utama dari jenis inflasi paling sering dijumpai. Kenaikan tajam dari harga minyak impor selama tahun 1970-an memberikan dampak negatif bagi seluruh ekonomi dunia, contoh dari inflasi membuat adanya dorongan kenaikan harga. Kenaikan harga minyak energi menjadi penyebab utama dari biaya produksi dan transportasi menjadi naik harga. Biaya suatu produksi tinggi dapat membuat penurunan pasokan agregat dan peningkatan tingkat harga keseluruhan. Sementara perbedaan inflasi di atas mungkin akan tampak terlihat sederhana, fakta penyebab utama dilapangan perubahan tingkat harga ekonomi riil seringkali jauh lebih kompleks untuk bisa dipahami. Dalam beberapa ekonomi yang meningkat secara dinamis cenderung akan sangat sulit untuk mengisolasi penyebab utama tunggal dari sebuah perubahan tingkat harga seperti inflasi.
Faktor Penyebab Inflasi Di Indonesia
Jika Anda ingin mengetahui lebih jelas terjadinya di Indonesia, Lihat penjabarannya diberikut ini:
1. Meningkatnya Jumlah Permintaan
Jika perekonomian berada pada tingkat kedekatan banyak pekerjaan penuh, maka peningkatan AD mengarah pada peningkatan tingkat harga. Ketika sebuah perusahaan telah mencapai kapasitas penuh, mereka merespons dengan menaikkan harga yang mengarah ke inflasi. Juga pada pekerjaan kekurangan tenaga kerja, pekerja bisa mendapatkan upah lebih tinggi yang meningkatkan daya beli karyawan. Kita akan cenderung sering mendapatkan inflasi permintaan-tarik jika pertumbuhan ekonomi berada di atas tingkat tren pertumbuhan jangka panjang. Tingkat tren pertumbuhan pasar pada suatu ekonomi jangka panjang akan menjadikan tingkat pertumbuhan berkelanjutan rata-rata pertumbuhan produktivitas tinggi akibat dari inflasi.
Pada 1980-an, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun kemudian, Pemerintah melakukan pemangkasan suku bunga dan juga memotong pajak. Bila harga suatu rumah naik hingga 40% akan memberikan efek kekayaan positif dan peningkatan kepercayaan konsumen. Keyakinan yang meningkat ini memberikan sebuah pengeluaran yang lebih tinggi, tabungan yang lebih rendah dan peningkatan pinjaman. Namun, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 5% per tahun jauh di atas tingkat tren jangka panjang Indonesia sebesar 2,5%. namun dari hasil kenaikan menjadikan inflasi karena perusahaan tidak dapat untuk memenuhi permintaan. Ini juga menyebabkan defisit akun berjalan.
2. Inflasi Terjadi akibat kenaikan biaya
Jika ada peningkatan biaya dari perusahaan, maka bisnis akan akan menjual tinggi kepada konsumen. Akibatnya terjadi pergeseran makna ke arah yang lebih kecil. Inflasi didorong terjadi akibat kenaikan biaya yang dapat disebabkan oleh banyak faktor.
1. Meningkatnya upah
Jika serikat pengusaha melakukan perdagangan yang dapat menghadirkan persatuan pekerja maka mereka akan meminta untuk upah yang jauh lebih tinggi. Besarnya upah merupakan penyebab utama terjadi inflasi biaya karena upah adalah biaya cukup paling signifikan bagi banyak perusahaan. Upah yang terlalu tinggi juga kadang dapat memberikan berkontribusi pada peningkatan permintaan
2. Harga impor
Sepertiga dari semua barang diimpor di Indonesia. Terdapat devaluasi harga impor dan akan menjadi lebih mahal singga bisa menyebabkan peningkatan inflasi. Devaluasi (depresiasi) yang artinya Pound bernilai lebih besar dari nilai rupiah untuk itu kamu harus membayar lebih mahal untuk membeli barang impor yang sama.
3. Harga bahan baku
Contoh terbaik adalah harga minyak. Jika harga minyak naik 20% maka ini akan berdampak signifikan terhadap sebagian besar barang dalam perekonomian dan ini akan menyebabkan inflasi sehingga dorongan harga barang lain akan ikut naik. Contoh pada tahun 1974 adanya lonjakan harga cukup signifikan pada minyak membuat seluruh dunia inflasi.
4. Dorongan laba inflasi
Ketika sebuah perusahaan akan menaikan harga untuk mendapatkan laba profit cukup disitu akan terjadi inflasi yang lebih tinggi. Ini lah sangat mungkin bisa terjadi selama ada pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang kuat.
5. Produktifitas menurun
Jika sebuah perusahaan menjadi lebih kurang produktif untuk bersaing dan hal ini menjadikan pilihan untuk menaikan harga karena harga tinggi akan selalu mengarah pada inflasi.
6. Pajak yang lebih tinggi
Jika adanya upaya dari pemerintah menetapkan besaran pajak, seperti PPN dan Cukai, ini akan menyebabkan harga lebih tinggi, dan karena itu lah CPI akan meningkat. Namun saat kenaikan pajak ditetapkan menjadi naik akan membuat harga barang dan jasa meningkat. Bahkan ada sejumlah ukuran inflasi yang bisa mengabaikan pengaruh kenaikan / penurunan pajak sementara.
3. Meningkatnya harga rumah
Kenaikan harga rumah tidak secara langsung menyebabkan inflasi akan tetapi memberikan efek kekayaan positif dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumen. Hal secara tidak langsung turut menyumbang angka inflasi permintaan-tarik.
4. Mencetak lebih banyak uang
Jika Bank Sentral indonesia mencetak lebih banyak uang daripada jaminan emas, Anda akan melihat kenaikan inflasi. Karena jumlah uang beredar dapat memainkan peran penting dalam menentukan harga jual beli. Jika ada lebih banyak uang beredar untuk mendapatkan barang yang sama dan harga hanya akan naik. Hiperinflasi biasanya terjado disebabkan oleh adanya peningkatan suplai uang yang luar biasa.
Dalam keadaan luar biasa seperti resesi likuiditas, adalah mungkin untuk meningkatkan jumlah uang beredar tanpa menyebabkan inflasi. Saat resesi peningkatan jumlah uang akan beredar tetapi hanya untuk disimpan, misalnya bank tidak memberikan pinjaman tetapi hanya menimbun lebih banyak cadangan bank.
Ekspektasi inflasi
Begitu inflasi sudah terjadi anda akan sulit untuk mengurangi inflasi. Sebagai contoh harga barang dan jasa tinggi hanya akan menyebabkan pekerja untuk menuntut upah lebih tinggi yang menyebabkan spiral harga-upah. Oleh karena itu, ekspektasi inflasi sangat penting. Jika seseorang mengharapkan inflasi tinggi, cenderung akan melayani diri sendiri. Sikap otoritas moneter sangat penting bagi pengambilan keputusan; misalnya, jika ada peningkatan jumlah AD dan otoritas moneter mengakomodasikan dengan melakukan peningkatan jumlah uang beredar secara berlebihan maka akan ada kenaikan tingkat harga.
Faktor terpenting saat naiknya tingkat harga adalah meningkatnya sejumlah uang yang tidak disertakan dengan peningkatan kualitas output yang proporsional. Meningkatnya jumlah uang di tangan rakyat dapat memberikan permintaan agregat bagi barang dan jasa, jika penawaran agregat tidak mengikuti dengan harga naik. Dengan kata lain, seseorang akan memiliki lebih banyak uang untuk membeli suatu barang dan jasa, tetapi tidak ada yang cukup banyak barang yang ingin dibeli orang. Oleh karena itu, sesuai dengan prediksi dari sebuah model Supply and Demand, hal ini akan menyebabkan kenaikan harga barang saat barang kekurangan. Hal ini disebabkan terjadi kelangkaan barang yang relatif terhadap suatu peningkatan jumlah uang beredar di tangan konsumen yang ingin membeli barang mereka : permintaan melebihi pasokan -> kekurangan -> kenaikan harga.