BERITA REKOMENDASI
JAKARTA - Para pelaku di industri asuransi jiwa maupun umum kini dituntut untuk kreatif sekaligus jeli dalam melihat kesempatan investasi portofolio. Sebab, hingga akhir tahun ini dan bahkan 2017 masih menjadi momen-monen yang penuh dengan ketidakpastian akibat kondisi perekonomian global. Untuk itu, pengamat ekonomi Anggito Abimanyu mengatakan 2017 merupakan tahun yang memberikan kesempatan bagi perusahaan asuransi baik jiwa maupun umum untuk mengembangkan pengelolaan dananya pada investasi portofolio. Artinya, tidak hanya ditempatkan di bank saja.
Sebab, saat ini perkembangan investasi di sektor riil 2016 memberikan dampak positif bagi instrumen investasi saham, obligasi korporasi maupun negara. "2017 is the year of portofolio investment. Maka saya kira event ini menjadi sangat penting meskipun sampai akhir tahun penting mesti berfikir gimana memanfaatkannya," ujarnya dalam acara Investor Gathering yang diadakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (29/11/2016). Anggito menerangkan, penempatan yang dilakukan bisa berupa pembiayaan pada infrastruktur yang memberikan return lebih baik ketimbang investasi di perbankan. Tidak hanya itu saja, obligasi bernominal Rupiah, offshore dan syariah juga dipandang bisa memberikan return yang tinggi di 2017. "Jadi, placement atau investasi pada bonds baik itu Rupiah, offshore maupun syariah dengan berbagai macam variasi tenor dan sebagainya, itu adalah opportunity barangkali perlu berfikir sekarang 'bagaimana saya bisa memanfaatkan dengan return yang tinggi'," ungkap dia. Penempatan atau investasi di instrumen investasi perbankan dirasa kurang cocok untuk situasi perusahaan asuransi saat ini. Sebab, perbankan kini tengah getol melakukan capping atau pembatasan pada bunga deposito. Hal itu bertujuan agar pada dasarnya nasabah beralih ke dana murah (current account saving account/CASA) seperti tabungan dan giro. "Apalagi sekarang suku bunga semakin lama semakin turun, pasti akan bertarget 'Saya engga mau kalau asuransi hanya di-placement di bank kemudian dapat suku bunga deposito'. Apalagi bank mau geser ke CASA. Jadi, opportunity-nya cukup besar," tukasnya.
Sebab, saat ini perkembangan investasi di sektor riil 2016 memberikan dampak positif bagi instrumen investasi saham, obligasi korporasi maupun negara. "2017 is the year of portofolio investment. Maka saya kira event ini menjadi sangat penting meskipun sampai akhir tahun penting mesti berfikir gimana memanfaatkannya," ujarnya dalam acara Investor Gathering yang diadakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (29/11/2016). Anggito menerangkan, penempatan yang dilakukan bisa berupa pembiayaan pada infrastruktur yang memberikan return lebih baik ketimbang investasi di perbankan. Tidak hanya itu saja, obligasi bernominal Rupiah, offshore dan syariah juga dipandang bisa memberikan return yang tinggi di 2017. "Jadi, placement atau investasi pada bonds baik itu Rupiah, offshore maupun syariah dengan berbagai macam variasi tenor dan sebagainya, itu adalah opportunity barangkali perlu berfikir sekarang 'bagaimana saya bisa memanfaatkan dengan return yang tinggi'," ungkap dia. Penempatan atau investasi di instrumen investasi perbankan dirasa kurang cocok untuk situasi perusahaan asuransi saat ini. Sebab, perbankan kini tengah getol melakukan capping atau pembatasan pada bunga deposito. Hal itu bertujuan agar pada dasarnya nasabah beralih ke dana murah (current account saving account/CASA) seperti tabungan dan giro. "Apalagi sekarang suku bunga semakin lama semakin turun, pasti akan bertarget 'Saya engga mau kalau asuransi hanya di-placement di bank kemudian dapat suku bunga deposito'. Apalagi bank mau geser ke CASA. Jadi, opportunity-nya cukup besar," tukasnya.