Banyuwangi - Banyuwangi punya banyak cara menarik wisatawan. Traveler bisa nikmati asyiknya musik jazz berpadu dengan patrol, alias jazz patrol bila liburan ke Banyuwangi.
Asyiknya menjelajahi Kampung Wisata Temenggungan (Kawitan) di Banyuwangi akan semakin lengkap ketika mendengarkan musik patrol yang berpadu dengan aransemen jazz. Jangan salah lho traveler, musik jazz khas Temenggungan sudah dikenal hingga mancanegara.
Sudah banyak musisi jazz internasional yang sudah tampil untuk nge-jamm bersama kelompok musik jazz patrol Temenggungan. Keren bukan?
Musik patrol merupakan musik perkusi bambu yang dimainkan dengan alat musik berupa seruas bambu petung (bambu yang besar), dengan dua buah lubang kecil memanjang sebagai ruang resonansi, yang dipukul dengan dua buah stick kayu. Lagu-lagu yang dimainkan menggunakan laras pentatonik berbasis angklung (dengan nada-nada do-re-mi-sol-la).
"Kita main jazz patrol apa adanya itu, banyak yang bilang dirasa mirip musik Amerika Latin. Kita enggak tahu, wong enggak pernah ndengerin lagu-lagu luar, kalau nyambung alhamdulilah," kata Ketua Kelompok Jazz Patrol Eko Rastiko kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
Eko menjelaskan meski irama musik patrol kerap dikatakan mirip dengan musik Amerika Latin, dia menyebut kelompoknya bermain sesuai pakem dengan aransemen jazz ala musisi Temenggungan.
"Pokoknya ala kita. Semakin wisatawan bilang mirip-mirip artinya lebih gampang dikenalkan," tukasnya.
Aransemen lagu-lagu Banyuwangi itu digarap sendiri oleh Eko dan adiknya Sumanjaya yang memiliki darah seni dari buyutnya. Meski mengusung embel-embel jazz, alat musik yang dimainkan dalam jazz patrol terbilang sederhana.
"Kami memanfaatkan yang ada, seperti suling kami buat dari paralon dan kabasah kami buat sendiri dari paku. Lainnya alat musik lain seperti keluncing (triangle), cello, gitar, angklung kami masih pinjam," tukasnya.
Sebagai pendatang baru dalam dunia musik jazz, keunikan suara patrol dan angklung rupanya memikat sederet artis jazz papan atas seperti Claude Colpaert, Junichi Usui dan terakhir Rodrigo Parejo untuk tampil ke Banyuwangi. Saat tampil di Temenggungan mereka ikut larut dalam irama jazz patrol dan tak gengsi tampil di jalanan depan kantor kelurahan. Oh iya, kedatangan musisi jazz kelas dunia ini atas keinginan mereka sendiri jadi free alias gratis.
"Pertama kali dengar musik jazz patrol ini dari youtube, saya rasa ada kemiripan dengan musik Samba dari Brazil. Saya senang pentas di sini dapat energi ketika main di jalan kampung, orang keluar rumah dan ikut menikmati jazz lalu menari-nari. Mereka tampak senang dan natural," jelas Rodrigo usai pentas di Temenggungan beberapa waktu lalu.
Saat ini jazz patrol Temenggungan mulai dikenal masyarakat luas. Mereka kerap manggung di Jember, Malang, dan Surabaya. Bahkan, saat ini mereka tengah menyiapkan diri untuk manggung ke Malaysia.
"Jazz Patrol diundang main di acara Celebrate World Music Festival di Malaysia. Nantinya kami tampil bersama Trie Utamie dan Dewa Budjana," kata Ulfa Hidayati yang menjadi manajer Jazz Patrol Temenggungan.
Ulfa menjelaskan Rodrigo dan musisi jazz asing lainnya itu bisa hadir ke Temenggungan berkat kemajuan teknologi. Setiap dokumentasi pentas atau kegiatan jazz patrol mereka unggah di akun media sosial.
"Dari situlah biasanya mereka menghubungi kami untuk pentas di Temenggungan. Alhamdulilah semua tamu yang main di sini puas," tukasnya.
Kelompok musik jazz patrol ini pun siap menghibur wisatawan yang hadir di Temenggungan. Selain dewasa ada juga kelompok musik jazz patrol yang terdiri dari anak-anak. Wisatawan yang berminat menikmati alunan musik patrol bisa menghubungi kantor kelurahan Temenggungan.